Text Widget

ORGANISASI PENDIDIKAN

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tentu mengenal istilah organisasi. Manusia biasanya berorganisasi karena mereka memiliki kesamaan tujuan dan berinisiatif untuk mewujudkan tujuan itu bersama. Dengan berorganisasi, manusia akan lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkannya karena manusia tersebut tidak harus berusaha sendiri dalam mewujudkan tujuan itu bersama, dalam organisasi para anggotanya akan saling membantu dan bahu membahu untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Organisasi
trihutama.files.wordpress.com


Organisasi adalah suatu wadah/ perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menciptakan kesatuan sosial yang terkoordinasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut para ahli, organisasi didefinisikan sebagai berikut:
v  Menurut Griffin (2002), Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.
v  Menurut Ernie dan Kurniawan (2005), organisasi adalah sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama.

v  Menurut Gibson, organisasi merupakan wadah yang memungkinkan bagi masyarakat untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai secara individu.
v  Menurut Handoko (2003), organisasi adalah cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif terhadap sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga organisasi lainnya.

Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
 Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi pendidikan sebagai berikut:
1.      Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.      Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3.      Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang dimilik.
4.      Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas organisasi. Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah ditetapkan. Artinya, baik pihak pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.

Aspek-Aspek Organisasi
Aspek-aspek dalam organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi. Keberadaan komponen ini sebagai pilar dari suatu organisasi.  Artinya jika salah satu komponen dalam suatu organisasi tidak berfungsi, maka organisasi tersebut tidak akan  berjalan dengan baik atau bahkan sama sekali tidak dapat berjalan. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah Mission, goals, objectives, dan behavior.
v  MISSION: Alasan utama keberadaan suatu organisasi
v  GOALS: Tujuan-tujuan umum yang ingin dicapai dalam suatu organisasi.
v  OBJECTIVES: Hasil atau sasaran yang spesifik, terhubung dan terkait erat dengan tujuan.

v  BEHAVIOR: mengacu pada produktivitas dari tugas-tugas rutin pegawai, pertanggungjawaban perilaku dalam pencapaian tujuan merupakan fungsi personalia.

Jenis-Jenis Organisasi
·         Berdasarkan formalitas:
v  Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional, dibentuk atau disusun secara resmi, memiliki struktur yang jelas (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi), pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.Struktur dalam organisasi memperlihatkan unsur-unsur administrasi berikut:
Ø      Kedudukan: Menggambarkan letak/ posisi setiap orang dalam suatu organisasi.
Ø  Hiekarki Kekuasaan: Hubungan antara satu orang dengan yang lainnya dalam suatu organisasi.
Ø  Kedudukan garis dan staff organisasi: Garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan, saluran komunikasi, mengeluarkan intruksi, perintah dan petunjuk pelaksanaan. Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk pyramidal, mendatar, atau melingkar.
contoh:
Skema piramida (zeincom.files.wordpress.com)
Skema piramida (https://tokeklincah.files.wordpress.com/2012/09/2.jpg?w=300&h=225)
Skema melingkar (https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/0d/02/6f/0d026fd4990b84664598b8dd840f436b.jpg)
Skema mendatar (https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5sdtN4aF_H9usuS5HM_nUswHAASL492VFZQunwEJt276kU49AClgoE4nOKjSTx61U1MLC8_QrGaoqE0KKANx6ctIeOPKJCFFA5aMH1mscN130bEq_nNCJ19jwGdoa7_cDP_m2sOxroyI/s1600/bagan+Horizontal.jpg)

v  Organisasi Informal
Organisasi Informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa tujuan yang jelas. Tanpa disadari sepenuhnya, juga dikatakan sebagai organisasi yang terjalin secara pribadi karena Organisasi informal ini keberadaamya tidak direncanakan tetapi terjadi secara otomatis karena hubungan antar perseorangan. Tidak seperti organisasi formal yang terikat dengan berbagai peraturan, organisasi formal tidak memiliki peraturan-peraturan khusus yang mengharuskan individu-individu yang ada di dalam nya menaati peraturan tersebut.
Karakteristik organisasi informal antara lain:
Ø  Norma perilaku: standar perilaku yang ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah kesepakatan bersama (tidak tertulis).
Ø  Tekanan dan penyesuaian diri: muncul apabila seseorang akan bergabung dalam sebuah organisasi, tidak semata secara fisik melainkan melibatkan sosioemosional individu-individunya.
Ø  Kepemimpinan formal: Merupakan komponen yang sangat kuat, mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi bahkan dimungkinkan bias melebihi kepemimpinan formal. Dalam organisasi informal, seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan apapun.

·       Berdasarkan Tujuan:
v  Profit: Organisasi yang di dalamnya mengambil keuntungan. Organisasi profit biasa disebut perusahaan karena organisasi ini bertujuan untuk mencari laba/untung bagi pemiliknya hal ini mencakup perusahaan tertutup (milik pribadi) maupun perusahaan terbuka.

v  Non Profit: Organisasi yang di dalamnya tidak mengambil keuntungan. organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan perubahan individu atau komunitas dan tidak untuk mencari laba melainkan menyalurkan dana untuk masyaraka, hal ini membuat suatu organisasi non profit berkembang melintasi pelosok-pelosok belahan dunia karena otomatis organisasi ini bersangkutan dengan sosial masyarakat.


Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1.      Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerja sama
2.      Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada tujuan organisasi
3.      Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat menggambarkan sumber kewenangan yang berhak menentukan kebijakan
4.      Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada
5.      Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada
6.      Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat tanggung jawab yang diberikan makin besar wewenang yang dilimpahkan
7.      Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung jawab kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa yang dilimpahkannya
8.      Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua pekerjaan yang ada
9.      The right-man on the right place : menetapkan personalia yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya
10.  Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional (horizontal) dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal)
11.  Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang optimal
12.  Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan, diintegrasikan, disederhanakan dan disinkrinisasikan.

Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing. Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang membentuk kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan keluarga seluruh anak didik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.