Text Widget

Kesadaran Akan Keajaiban Tuhan

Tulisan Alloh
Karya : A'yunin Nadzifah

Lihat di sekitarmu
Tepat di hadapanmu
Awan - awan yang menutup
Langit yang biru
Planet - planet di orbitnya
Membentuk harmony yang indah

Lihat yang di dalam dirimu
Yang membentuk susunan yang sempurna
Yang tersembunyi di dalam dirimu
Dan berlari di urat nadimu

Bagaimana dengan benci, cinta dan sedih?
dan apapun yang kau rasakan
Dapatkah kau menyentuhnya dengan tanganmu?
Lalu, apakah mereka benar - benar ada?

Ketika Bayi terlahir
Sangat lemah dan tak berdaya
dan kau melihat dia tumbuh
Lalu apa yang kau ragukan?
Apa saja yang di hadapanmu
Yang merupakan
Keajaiban dalam hidup

Kita hanya bisa
Membuka mata, hati dan jiwa
Jika hanya dapat melihat dalam gemerlapnya dunia
Kita juga harus melihat dalam gemerlap akhirat
Yang lebih berkilau

Alloh..
Engkaulah pencipta keajaiban itu
Kami bersyukur padamu
Dalam suka maupun duka
Kami mengangkat tangan
Terimakasih Alloh
READ MORE - Kesadaran Akan Keajaiban Tuhan

Pidato - ILMU


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته..
بسم الله الرحمن الرحيم .الحمدلله ربّ العالمين. الصلاة والسلام على اسرف لانبياء والمرسلين. سيّدنا ومولانا محمّدٍ وعلى اله و اصحابه اجمعين. امّا بعد..
Yang terhormat kepala sekolah
Yang terhormat bapak ibu guru
Yang terhormat seluruh karyawan – karyawati
Yang terhormat selururh dewan juri
Serta teman – temanku yang berbahagia
            Pertama – tama, marilah kita panjatkan puja puji syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah melimpahkan rohmat, taufiq, hidayah dan inayah – Nya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal ‘afiyat.
            Kedua kalinya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang akan memberikan syafaatnya kelak di yaumul qiamah.
            Ketiga kalinya, berdirinya saya di sini untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “PENTINGNYA MENUNTUT ILMU” .
            Hadirin yang berbahagia, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim seperti sabda Rasululloh:
طلب العلم فريضة على كلّ مسلمٍ والمسلمةٍ من المهد الى اللهد
Yang artinya:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki – laki maupun perempuan dari ayunan sampai ke liang lahat”
Maksud dari hadist di atas adalah menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam sejak masih bayi atau ayunan sampai kita menjelang akhir hayat menjemput kita. Kok dari bayi sejak kita masih dalam kandunganpun kita sudah menuntut ilmu. Kita belajar menangis,dll
                    Hadirin yang berbahagia, sebenarnya kita tidak hanya diwajibkan untuk menuntut ilmu namun juga diwajibkan untuk mengamalkan ilmu yang telah kita dapat karena
العلم بلا عملٍ كالشجرٍبلا ثمرٍ
Yang artinya : ”ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak berbuah”
Pohon yang tak berbuah itu tidak terlalu bermanfaat. Jadi, orang yang tidak mengamalkan ilmunya menjadi tidak terlalu berguna bagi siapapun.
           
            Hadirin yang berbahagia, menuntut ilmu itu bukan hanya duduk di kelas dan menulis, namun kita juga bisa mendapatkan ilmu dari peristiwa – peristiwa yang terjadi di sekitar kita, contohnya banjir di Jakarta, apa ilmu yang bisa kita peroleh dari banjir di Jakarta? Apakah ilmu yang kita peroleh itu genangan air? Tantu saja bukan.. ilmu yang kita peroleh dari peristiwa itu adalah kita dilarang membuang sampah sembarangan dan menutup sebagian besar daerah resapan air, di Jakarta sangat minim daerah resapan air, oleh karena itu, kota mereka jadi banjir.. selain itu, ilmu yang kita dapat bukan hanya materi pokok yang disampaikan guru saja, namun nasihat – nasihat dari guru kita, orang tua kita, maupun orang lain  itu juga bisa berupa ilmu, jadi kita harus mendengarkannya dengan baik, karena semua nasihat – nasihat guru maupun orang tua kita yang baik itu pasti membawa dampak yang positif untuk kehidupan kita karena mereka selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Saat kita dimarahi, itu karena kita sendiri yang berbuat tidak baik bukan karena mereka tidak menyayangi kita. Sedangkan kalau kita dimarahi orang lain, misalnya tetangga kita bisa jadi, dia tidak senang dengan perbuatan kita yang tidak terpuji. Oleh karena itu, kita juga harus mendengarkan kata – kata mereka, karena bisa jadi, kata- kata mereka tersebut mengandung ilmu yang berguna bagi kehidupan kita.
            Hadirin yang berbahagia, kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan, jika ada tutur kata yang kurang berkenan di hati ataupun kekurangan, mohon maaf yang sebesar – besarnya, dan bila ada kelebihan mohon dikembalikan.

اهدنا الصراط المستقيم , ثمّ السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
READ MORE - Pidato - ILMU

Cerpen - Miniatur Rumah Dari Lidi


Karya : A'yunin Nadzifah
            Suatu hari waktu pramuka, Icha dan teman – temannya diberi materi tentang tunas kelapa oleh kakak pembinanya. Lalu, sebelum pulang kakak pembina mereka memberi tugas kepada mereka “Adik – adik, karena kita telah belajar tentang tunas kelapa, sekarang kakak ingin memberi tugas kepada kalian untuk membuat sesuatu hasil karya alias karya seni dari bagian – bagian pohon kelapa, terserah apa saja yang penting bernilai seni.” Lalu mereka menjawab “Iya kak...” “Kakak minta kalian membuat kelompok masing – masing 5 anak” sahut kak Tia yaitu kakak pembina mereka “Oke kak!” jawab mereka. Merekapun mulai membentuk kelompok, dan Icha satu kelompok dengan Ina, Mia, Alya dan Zahra.
            Keesokan harinya mereka berkumpul sepulang sekolah ditepi sungai dekat rumah Zahra. “Hmm kita buat apa nich?” kata Icha “Gimana kalau kita buat sapu lidi” jawab Zahra “MasyaAlloh Zahra.. kata kak Tia buat karya seni bukan sapu lidi.. haduh Zahra..zahra” jawab Ina.”Hehehe” sahut Zahra “Kalau buat mangkuk dari batok kelapa gimana? Nih aku dah bawa bahan – bahannya” tanya Alya “Boleh juga” jawab mereka “Kalau begitu ayo kita buat!!!” ajak Mia dengan penuh semangat “Ayo!!” jawab mereka.
            Setelah setengah jam, merekapun berhasil membuat mangkuk tersebut “Hmm enaknya di cat nggak ya?” tanya Mia “Dicat juga nggak papa soalnya aku juga sudah membawa catnya” jawab Alya. Setelah dicat kemudian mangkuk itu dijemur selama setangah jam. Sambil menunggu, mereka bermain – main dan memancing ikan ditepi sungai tersebut. Setelah kering, Zahrapun melompat – lompat sambil mengangkat mangkuk karya mereka karena kegirangan “ Ye.. ye.. ye.. ye.. mangkuknya sudah jadi, ye.. ye..” kata Zahra. Tiba – tiba, Zahra terpeleset ke sungai yang waktu itu arusnya sedang deras. Zahra dan mangkuk itu hanyut di sungai. Kemudian, mereka semua berusaha menolong Zahra dengan bergotong – royong, dan akhirnya Zahrapun terselamatkan meski sempat pingsan beberapa saat. Namun, mangkuk buatan mereka tidak terselamatkan. Setelah sadar, Zahra berkata “Ya Alloh.... teman – teman maafkan aku ya.. karena aku , mangkuk buatan kita hilang... tapi tenang teman – teman besok aku akan membuatkan gantinya yang lebih baik” “Sudahlah.. nggak usah difikirkan mendingan sekarang kita pulang buat Sholat Dhuhur dulu, besok kita fikirkan lagi karya kita” kata Icha “Oke deh...” sahut mereka.
            Keesokan harinya, Icha dan teman – temannya berkumpul di tempat yang sama, namun Zahra tak kunjung datang “Haduch.. Zahra kemana sich kok nggak datang – datang” kata Icha. “Iya.. nich kemana sich tuh anak lama- lama kita bakalan lumutan gara – gara ningguin dia” sahut Ina “Sudah – sudah kita sabar aja.. karena Orang yang sabar, pantatnya lebar” kata Mia “Disayang Tuhan kalee.. bukan pantatnya lebar..” sahut Alya “Hehehe bercanda.. biar kita nggak boring gara – gara nungguin Zahra” jawab Mia. “Nah, itu Zahra! Hai Zahra! Ngapain kamu senyum – senyum gitu?” kata Icha “Iya nich, ngapain kamu senyum – senyum gitu tau nggak sich kalau kita nungguin kamu sampai berlumut gini?” kata Alya. Lalu Zahra menjawab “Hehehe aku senyum begini karena aku telah membuat hasil karya yangn bagus.. tara..” Zahra pun mengeluarkan sapu lidi yang telah dibawanya. “Zahra, mau kamu apakan sapu lidi itu?” tanya Icha. “Ya nggak tahu aku, kita kumpulkan aja sapu lidi ini, gampang kan...” jawab Zahra “Zahra, kan aku sudah bilang kalau kata kak Tia itu buat karya seni, bukan sapu lidi..” kata Ina. Mereka terus mendebatkan sapu lidi yang dibawa Zahra Itu. Tiba – tiba Icha mempunyai ide yang kreatif “Bagaimana kalau sapu lidi itu, kita bongkar, lalu dipotong – potong , di lrm, kita jadikan miniatur rumah dari lidi?” “Boleh juga” kata Alya “Ide yang bagus..” kata Mia.

            Merekapun membuat miniatur rumah dari lidi – lidi tersebut. satu jam kemudian , miniatur rumah itu selesai dibuat “Ye.. ye..” kata Zahra “jangan....!” potong teman – teman nya “Zahra, jangan kau lakukan itu lagi, karena kita lelah membuatnya” sahut Icha “Hehehe iya iya...” Kata Zahra.
            Pada hari Jum'at berikutnya mereka mengumpulkan miniatur rumah tersebut dan merekapun mendapat nilai yang sempurna.
READ MORE - Cerpen - Miniatur Rumah Dari Lidi
 

Most Reading

Diberdayakan oleh Blogger.